Friday, November 2, 2018

Momen-momen haru capres Prabowo saat blusukan

Momen-momen haru capres Prabowo saat blusukan

Capres Prabowo Subianto tengah gencar melakukan kunjungan atau blusukan ke berbagai daerah menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Di setiap kunjungannya, Prabowo selalu disambut hangat para warga.

Bahkan tak cuma itu, saat blusukan juga terselip cerita-cerita yang bikin Prabowo terharu. Apa saja? Berikut ulasannya:

1. Menangis dipeluk ibu-ibu
Siapa sangka Prabowo Subianto yang dikenal tegas, berurai air mata kala ada ibu-ibu memeluk dan mendoakannya. Saat itu Prabowo tengah melakukan kunjungan ke Magetan, Jawa Timur. Di sela-sela kunjungannya, capres nomor urut 02 itu menyempatakan diri berziarah ke makam gubernur pertama Jatim, Soerjo.

Usai ziarah, tiba-tiba seorang ibu-ibu merangsek memeluk Prabowo. "Bapak harus jadi ya pak (Jadi presiden)," katanya.

Prabowo pun turut membalas pelukan itu. Seketika Prabowo menangis dan meminta didoakan dan dibantu berjuang. "Bantu kita berjuang ya, terimakasih-terimakasih, bantu berjuang," ucap Prabowo sambil mengusap air mata.

2. Saat Prabowo dihadiahi Alquran raksasa
Beberapa waktu lalu, Prabowo Subianto mengunjungi Pondok Pesantren Takmirul Islam Solo. Kedatangan Prabowo itu disambut gembira oleh ratusan pendukungnya.

Dalam kunjungannya itu, Prabowo dihadiahi Alquran raksasa tulisan tangan. Hadiah ini membuat capres nomow urut 02 itu terharu. Sebab dia tak menduga bakal mendapatkan kehormatan diberi kenang-kenangan berupa Alquran tulisan tangan. Alquran tersebut sudah berusia ratusan tahun. "Saya sebetulnya merasa itu suatu kehormatan yang besar untuk diri saya," kata dia di hadapan ratusan santri dan pendukungnya.

3. Kagum dengan santriwati fasih bahasa Inggris
Prabowo Subianto juga sering mengunjungi pondok pesantren di berbagai daerah. Salah satunya Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, di Desa Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Pada kunjungan di Ponpes tersebut ada cerita menarik dari Prabowo.

Di mana dia dibuat kagum oleh seorang santriwati yang lihai berbahasa Inggris dan Arab. Prabowo sempat mengajak berbincang menggunakan bahasa Inggris santriwati itu. Ternyata santriwati menjawab dengan fasih. Hal ini membuat Prabowo kagum dan guyon supaya jadi kader Gerindra.

"Harus jadi kader Gerindra ini," ucap Prabowo disambut riuh tawa sekitar.

Sandiaga Uno akan jadi pembeli pertama mobil Esemka

Sandiaga Uno akan jadi pembeli pertama mobil Esemka

Calon Wakil presiden nomor urut 2 Sandiaga Uno berjanji akan menjadi pembeli pertama mobil Esemka yang rencananya akan segera diluncurkan.

"Kita akan sangat menunggu dan insya Allah akan jadi pembeli pertama nanti," kata Sandi dalam safari Politiknya di kabupaten Tangerang, Kamis (1/11).

Dirinya juga sangat mendukung kehadiran mobil nasional Esemka itu, agar bisa memberi efek manfaat besar dalam kehidupan ekonomi masyarakat.

Dia juga mengingatkan, masyarakat untuk berprasangka baik, terhadap rencana pemerintah dengan peluncuran mobil tersebut.

"Saya sangat mendukung mobil esemka itu, karena mobil nasional ini sudah lama kita tunggu dan mungkin kita husnuzon saja. Bahwa mungkin ada delay teknis dan sebagainya, saya yakin Esemka untuk membuka lapangan pekerjaan seluasnya," ucap Sandi.

"Mobil dengan teknologi tinggi ini sudah ditunggu 5 tahun, karena kemarin kan Pilpres 2014 akan dilaunching dan sekarang Pilpres 2019 akan dilaunching, kita akan sangat menunggu dan insy Allah saya akan menjadi pembeli pertama," ucap Sandi.

Sebelumnya, Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut Esemka akan diluncurkan pada Oktober 2018.

"Bulan Oktober nanti akan diluncurkan mobil nasional bernama Esemka, yang dulu pernah dirintis oleh Pak Jokowi. Akan diproduksi besar-besaran," kata Ma'ruf Amin di Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris), Jember, Kamis, 27 September 2018.

Sementara Jokowi, saat dimintai komentar tentang Esemka, menjawab santai. Menurut dia, mobil Esemka bukan urusan pemerintah. Tugas pemerintah hanya mendorong agar mobil tersebut segera uji emisi dan laik jalan.

"Setelah jadi, ya, diserahkan kepada industri. Mau diproduksi atau tidak produksi, ya bukan urusan kami lagi," kata Jokowi di Indonesia Convention Exhibition, BSD, Tangerang, Rabu, 24 Oktober 2018 lalu.

Monday, October 29, 2018

Sebut sistem keliru, Prabowo pesimis Indonesia jadi negara maju

Sebut sistem keliru, Prabowo pesimis Indonesia jadi negara maju

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengunjungi Ponpes As-Shodiqiyah, Sawah Besar, Kaligawe, Semarang, Senin (29/10). Prabowo menggelar pertemuan tertutup dengan pengurus pondok pesantren.

Prabowo menuturkan, keinginannya kembali maju dalam pertarungan Pemilihan Presiden dilatarbelakangi karena sistem yang berjalan saat ini gagal mensejahterakan rakyat.

"Jadi intinya yang mengakibatkan Bangsa Indonesia gagal karena satu sistem kekayaan kita mengalir ke luar sehingga tidak bisa dinikmati (rakyat)," kata Prabowo.

Prabowo tidak menjelaskan secara detail sistem yang disebutnya keliru. "Sistem keliru dan salah, bukan sistem yang dibangun oleh pendiri bangsa," ucapnya.

Mantan Danjen Kopassus ini tidak yakin Indonesia bisa menjadi negara maju jika sistem yang berjalan saat ini tetap dibiarkan.

"Saya berani katakan itu, sudah katakan itu berkali-kali. Tidak mungkin Indonesia bisa kuat dan sejahtera," kata Prabowo.

Saturday, October 27, 2018

Jika menang, Sandiaga akan lanjutkan program Jokowi yang pro rakyat

Jika menang, Sandiaga akan lanjutkan program Jokowi yang pro rakyat

Calon Wakil Presiden nomor urut 2 Sandiaga Uno berjanji akan melanjutkan program-program yang diinisiasi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Contohnya, pembagian sertifikat tanah.

"Ada beberapa program memang yang bagus seperti program sertifikasi tanah. Ya kalau yang bagus saya terusin," katanya di Jakarta Selatan, Sabtu (27/10).

Peryataan Sandiaga tersebut berawal dari sesi tanya jawab pada acara talkshow bertajuk Startup Bisnis Untuk Kaum Milenial yang digelar di Kinanti Building, Epicentrum Tengah, Nomor 3, Kuningan.

Salah satu penanya meminta apabila terpilih menjadi Wakil Presiden, tidak menghilangkan beberapa program-program yang pro rakyat yang diciptakan pemerintah sebelumnya. Penanya tersebut menyebutkan salah satunya pembagian sertifikat tanah.

"Saya sepakat apa yang dijalankan (pembagian sertifikat tanah) diteruskan. Tapi nanti ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam mekanismenya sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari," timpal Sandiaga.

Mantan politisi Gerindra itu menyatakan komitmennya untuk berkampanye positif. Apa yang dilakukan harus diapresiasi. Yang bagus dilakukan pada pemerintahan sekarang pun akan diteruskan.

"Saya enggak mau jelek-jelekan supaya kita kepilih. Saya jamin kekuasaan milik Allah. Kita santai aja. Kita ikhtiar," ucap dia.

Sementara ini, yang menurutnya kurang baik dalam pemerintahan Jokowi-JK adalah minimnya lapangan kerja, dan mahal sembako.

"Sembako pada mahal semua. Begitu saya turun di Brebes. 'Pak tolong semua dibuat murah jangan mahal'," ucap Sandiaga.

Saturday, October 13, 2018

Pernyataan Andi Arief soal Prabowo malas nyapres dinilai gol bunuh diri kedua

Pernyataan Andi Arief soal Prabowo malas nyapres dinilai gol bunuh diri kedua

Capres Prabowo Subianto dinilai malas-malasan menghadapi Pilpres 2019. Pasalnya Prabowo jarang turun ke berbagai daerah dibandingkan cawapresnya, Sandiaga Salahuddin Uno. Penilaian ini dicuitkan Wakil Sekjen Partai Gerindra, Andi Arief di Twitter beberapa hari lalu.

Cuitan Andi Arief tersebut dinilai sebagai gol bunuh diri kedua bagi kubu Prabowo-Sandi setelah mencuatnya kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Demikian disampaikan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), M Guntur Romli, ditemui di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/10).

"Saya juga agak heran (dengan pernyataan itu). Bagi saya mungkin itu adalah gol bunuh diri kedua di kubunya Prabowo, setelah sebelumnya kena gol bunuh dirinya Ratna Sarumpaet. Sekarang malah di-gol-in oleh temannya sendiri, Andi Arief dengan isu Pak Prabowo dianggap tidak serius," jelasnya.

Menurut Guntur, bukan kali ini saja Andi Arief mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait capres yang didukung partainya. Sebelum Prabowo mengumumkan cawapres, Andi Arief bercuit melalui Twitter dengan menyebut Prabowo jenderal kardus karena menerima uang mahar dari Sandiaga Uno.

"Andi Arief ini kan sudah berkali-kali melakukan gol bunuh diri di gawang Pak Prabowo, dulu dengan jenderal kardus dengan dugaan uang dan sekarang soal itu (malas nyapres)," ujarnya.

Hal itu, menurutnya, menandakan koalisi Prabowo-Sandi tak solid. "Bukan hanya enggak solid tapi itu bagian dari bentuk bunuh diri. Kami sebagai bagian dari calon (capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf) prihatin saja," tutupnya.

Prabowo Sebut Flu Resiko Politik, Yakin Sanggup Bekerja Seperti Jokowi Kalau Jadi Presiden?

Prabowo Sebut Flu Resiko Politik, Yakin Sanggup Bekerja Seperti Jokowi Kalau Jadi Presiden?

Capres Prabowo Subianto saat menyampaikan sambutan dalam acara penguatan visi kebangsaan Pergerakan Indonesia Maju (PIM) di Hotel Sahid, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat bercerita soal risiko yang harus dihadapinya ketika harus jadi capres dan berkampanye ke seluruh Indonesia.

"Politik ini risikonya banyak, saya kena flu. Meski risiko lainnya banyak juga,"

Menurut Prabowo, ia terkena flu karena harus banyak bersentuhan dengan rakyat. Namun ngakunya sih, Prabowo mengaku siap menghadapi risiko tersebut.

"Rakyat banyak ingin cium tangan, banyak orang tua membawa bayi. Pasti ini mintanya untuk digendong atau dicium. Ya memang politik seperti itu. Kadang-kadang saya tanya, siapa yang lebih dari 3 jam datang ke tempat ini. Ada yang pernah saya tanya, lebih dari 14 jam dari desa seberang. Dengan demikian, risiko kita. Kita harus mau, jadi risiko, kita suka kena flu"

Saya kok jadi pengen ngakak ya membaca berita tentang Prabowo dan flu sebagai resiko berpolitik ini. Apalagi sampai ngomong terkena flu karena banyak bersentuhan dengan rakyat. Maksudnya rakyat itu pembawa virus influenza begitu?

Begini, siapapun yang akan jadi Presiden di 2019 nanti itu tugasnya sama-sama berat. Diakui atau tidak, Presiden Joko Widodo saat ini membuat standar kinerja seorang Presiden jadi sangat tinggi. Yang paling jelas ya, Presiden harus bisa mempercepat pembangunan dibuktikan Jokowi bisa membangun banyak infrastruktur dengan cepat. Dulu itu kita menunggu jalan tol jadi bisa lebih dari 10 tahun. Sekarang nggak sampai 4 tahun sudah banyak ruas jalan tol dibuka. Dulu ngapain saja ya?

Standar tinggi lain adalah Pak Jokowi ini Presiden yang menurut saya paling sering keliling Indonesia. Kadang itu saya kalau mendengarkan berita kegiatan Pak Jokowi suka bingung sendiri sembari membatin, "lho bukannya kemarin masih di Sumatera Barat? Kok sekarang sudah di Bali? Lho kok sudah di Palu?". Kira-kira seperti itulah.

Pak Jokowi ini banyak turun ke masyarakat, berinteraksi langsung jadi paham apa sih yang dikeluhkan dan dibutuhkan masyarakat itu. Satu per satu daerah dia kunjungi, tak peduli wilayah itu dulu memenangkannya atau tidak. Nggak hanya di Ibukota propinsi yang Ia datangi, kota-kota kecil yang memang perlu dikunjungi dia datangi. Dan Pak Jokowi selalu disambut dengan baik dan Beliau juga sabar melayani warga masyarakat yang ingin foto, bersalaman, atau sekedar melambaikan tangan.

Pernah Pak Jokowi mengeluh bertemu banyak rakyat bikin flu? Tentu tidak!

Pak Jokowi juga Presiden yang baru kali ini saya tahu kalau waktunya Sholat Ied tak selalu di Istiqlal baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Mungkin baru ini Presiden yang menyempatkan Sholat Ied di luar Jawa. Hebat kan?

Pernah Pak Jokowi mengeluh bertemu banyak rakyat bikin flu? Tentu tidak!

Pak Jokowi juga Presiden yang paling sering datang ke Papua. Tak kasih tahu ya pembacaku, ke Papua itu penerbangannya cukup lama. Belum kalau mau ke kabupaten atau distrik tertentu, harus ganti pesawat yang lebih kecil. Ada ancaman malaria sering mengintai. Tapi Pak Jokowi tetap hajar bleh datang ke sana. Seingat saya minimal sudah tiga kali, termasuk ke Asmat. Pembangunan di Papua dikebut, Freeport dimintakan 51 persen saham untuk NKRI. Makanya saya gemas kalau masih ada saja yang ngompori penduduk Papua untuk berontak dan memerdekakan diri.

Pernah Pak Jokowi mengeluh bertemu banyak rakyat bikin flu? Tentu tidak!

Yang lain, soal penanganan saat terjadi bencana alam. Minimal kita sudah lihat di dua kondisi yakni Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah. Jokowi nggak cuma sekali datang ke sana. Bahkan di NTB dia rela tidur di tenda bersama para pengungsi lain. Di Sulteng, pulang pergi Jakarta-Palu pun dilakoni demi melihat langsung perkembangan penanganan di sana. Itu pun saat di Jakarta masih dipantau terus oleh Pak Jokowi penanganan bencana sembari tetap mengurusi urusan negara yang lain. Super sekali kan?

Pernah Pak Jokowi mengeluh kena flu? Tentu tidak!

Lha kalau belum jadi Presiden saja sudah ngeluh, Anda yakin kalau dia menang bisa kerja seperti Pak Jokowi? Jangan-jangan sedikit-sedikit excuse pilek dan takut tertular penyakit dari rakyat.

Sudahlah pilih yang pasti-pasti saja.

Friday, October 12, 2018

Wasekjen Demokrat lihat Prabowo malas-malasan hadapi Pilpres 2019

Wasekjen Demokrat Andi Arief mengkritik cara kerja Capresnya, Prabowo Subianto dalam menghadapi Pilpres 2019. Menurut dia, Prabowo tampak malas menyapa rakyat, tak seperti Cawapres Sandiaga Uno.

Wasekjen Demokrat lihat Prabowo malas-malasan hadapi Pilpres 2019

Andi ingin menyampaikan otokritik, dilihat cara berkampanyenya, dia mempertanyakan, sebetulnya yang mau jadi Presiden itu Sandiaga atau Prabowo. Dia menangkap kesan Prabowo agak kurang serius ini mau jadi Presiden.

"Pilpres itu memilih Presiden, jadi kalau Pak Prabowo tidak mau keliling Indonesia aktif, enggak ada rumus ajaib untuk menang. Kalau Pak Prabowo agak males-malesan, kan gak mungkin partai pendukungnya super aktif," kata Andi dalam Twitter-nya, yang telah mengizinkan merdeka.com mengutipnya, Jumat (12/10).

Andi memahami kritiknya ini pasti menuai banyak respon negatif oleh pimpinan koalisi Prabowo-Sandiaga. Namun dia percaya, Prabowo-Sandi tidak akan menang apabila cara kampanye Capresnya seperti itu.

Menurut dia, mumpung partai-partai pendukung Jokowi sibuk untuk lolos Parliamentary Threshold ketimbang urus Capres, harusnya Prabowo aktif keliling, menembus Indonesia mendulang suara. Hanya dengan bertemu rakyat maka pintu istana akan terbuka.

Kenapa Prabowo harus segera turun keliling, Andi melanjutkan, Pertama, lawan incumbent harus kerja keras. Kedua, bulan Desember harus mengejar 40 persen. Ketiga, berharap ekonomi memburuk saja belum menjamin kenaikan elektabilitas. Keempat, pilpres ini memilih Presiden, maka Presidennya yang aktif.

"Enam bulan adalah waktu yang terlalu pendek dalam politik. Pak Prabowo harus keluar dari sarang Kertanegara, kunjungi rakyat, sapa, peluk cium dan sampaikan apa yang akan dilakukan kalau menang di tengah ekonomi yang sulit ini. Sekian kritik saya," tulis Andi.

Sejak 23 September kampanye capres dimulai, memang terlihat Sandiaga Uno yang rajin keliling Indonesia. Mulai dari Riau, Lampung, Bandung, Cirebon, Indramayu, Yogya, Jatim, NTB, telah dikunjungi Sandi dari hari ke hari.

Sementara Prabowo, hanya sekali-sekali tertangkap kamera menyapa masyarakat. Misalnya menyapa pengrajin batik di Pekalongan. Prabowo lebih sering berada di Jakarta. Terakhir, hadir dalam Rakernas LDII di Taman Mini. Pada Jumat (12/10) malam nanti, Prabowo dijadwalkan hadiri silaturahmi kebangsaan & sambutan kepada 500 tokoh di Hotel Sahid, Jakarta.